Nama : Ir. Danang Triratmoko, IAI
Tmp/Tgl Lahir : Pamekasan, 22 Mei 1961
Tmp/Tgl Lahir : Pamekasan, 22 Mei 1961
Keinginan untuk mendirikan perusahaan sendiri dalam bidang Arsitektur ini sudah cukup lama, bahkan sudah merupakan cita-cita sejak kuliah. Lulus kuliah tahun 1984 di ITB jurusan Arsitektur termasuk yang tercepat diantara temen-teman seangkatannya. Dalam waktu 4,5 tahun kuliah diselesaikan dan langsung bekerja di perusahaan konsultan yang sedang berkembang menjadi besar . Memang sejak awal lulus kuliah tidak pernah terfikirkan untuk kuliah lagi mengingat orang tua adalah pensiunan pegawai negeri dan masih ada beberapa adik yang perlu dibiayai oleh orang tua baik yang masih kuliah (3 orang) & 1 orang yang terkecil sekolah di SD.
Latar belakang orang tua & system pendidikan di Indonesia ternyata mempengaruhi pola pikir seorang Danang. Bekerja dengan orang lain dengan ikhlas tidak terlalu memikirkan gaji, itu yang ada dibenak saya pada saat itu agar tidak menjadi beban orang tua lagi. Ternyata pengaruhnya sangat luar biasa, saya sangat dipercaya oleh perusahaan bahkan gaji saya yang semula hampir sama dengan drafter ( Rp.250.000,-/bln ) dalam beberapa bulan sudah dinaikan beberapa kali. Banyak pengalaman pekerjaan yang didapat di masa ini, menangani bermacam-macam proyek mulai dari skala rumah tinggal sampai dengan bangunan kompleks bertingkat tinggi seperti hotel, kantor dan lain-lain. Kepercayaan inilah yang membuat saya tidak pernah berpikir lagi untuk membuat perusahaan sendiri dan terlebih lagi ada perasaan takut gagal yang selalu menghantui. Bahkan selama saya bekerja tidak pernah ada pekerjaan sampingan yang saya lakukan, seluruh waktu dan tenaga saya curahkan untuk kantor tempat saya bekerja.
Setelah 10 tahun bekerja mulailah berfikir bagaimana nasib seorang pekerja swasta di hari tua nanti. Dengan posisi di perusahaan yang sudah cukup tinggi, saya mulai mencari kegiatan diluar kantor untuk mencari income tambahan atau dana pensiun. Dalam kondisi pencarian tersebut saya ditawarkan oleh teman untuk ikut bisnis MLM… Memang cukup focus disitu bahkan hasilnya sudah mulai terlihat, tetapi saya termotivasi untuk tetap bekerja dengan baik di perusahaan maupun bisnis sampingan ini, sehingga posisi di perusahaan juga semakin tinggi.
Pada tahun 1997 krisis moneter terjadi, kondisi menjadi berantakan, perusahaan terpaksa ditutup sementara sehingga tidak bisa dihindari PHK besar-besaran terjadi. Pada saat seperti ini justru posisi saya di kantor sedang dalam posisi sentral sehingga harus bertanggung jawab dalam menangani proses PHK masal ini. Demontrasi karyawan harus dihadapi, penyelesaian dengan jalur hukum dan melalui Depnakerpun harus dilayani padahal pada saat itu Income berkurang, dan tentu saja pikiran bertambah. Untuk beberapa tahun penghasilan memang tidak menentu. Pasrah & selalu berikhtiar itulah yang saya lakukan, dan memang pada akhirnya Allah pula yang membantu saya dengan mendengarkan & mengabulkan doa-doa kami secara perlahan-lahan.
Pada saat itu kebetulan sekali di lingkungan rumah saya sedang merencanakan pembangunan Masjid dan secara tidak langsung saya terlibat bahkan ditunjuk sebagai penanggung jawab pembangunan. Kegiatan yang saya lakukan tanpa pamrih ini menghasilkan bangunan masjid yang cukup baik di lingkungan Bintaro sementara saya berhasil pula menekan biaya pembangunan sampai 30% dibawah rencana. Kegiatan ini sangat membantu saya dalam mengisi waktu luang yang cukup banyak dan semakin mendekatkan diri dengan Nya.. Saya sangat percaya bahwa kita selalu dalam lindunganNya sehingga saya selalu berpikir positif hingga pada akhirnya ada beberapa proyek pribadi yang datang, dilain pihak perusahaan tempat saya bekerja dulu mulai bangkit dan menarik saya kembali bergabung dengan kondisi bekerja part time.
Pada kondisi seperti inilah usaha sendiri mulai dirintis dengan proyek skala kecil-kecil kemudian pada saatnya dipercaya pula oleh rekan lama saya untuk mendisain & memanage pembangunan sebuah rumah mewah. Ternyata proyek ini bukan dijalankan dengan mudah, karena saya belum mendapatkan partner yang cocok sementara klien yang saya hadapi sangat teliti, temperamental yang pada akhirnya saya terpaksa mundur dari proyek ini dengan harus mengganti kerugian sekitar 150 juta rupiah. Semua kejadian ini ternyata merupakan pelajaran dari Allah swt. agar saya lebih teliti menangani proyek dan dibantu oleh team yang benar-benar dapat dikontrol dengan baik dan bertanggung jawab. Pada saat yang bersamaan dengan Kuasa dan atas kehendakNya saya mendapat beberapa pekerjaan yang cukup baik nilainya, sehingga biaya ganti rugi yang harus ditanggung perlahan lahan dapat terbayarkan dengan cicilan. Pada masa ini pula saya memutuskan untuk secara resmi mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja sehingga dapat focus mengelola beberapa proyek yang sedang berjalan. Dimulai dengan kantor dirumah sampai kemudian berani menyewa sebuah rumah untuk kegiatan kantor sendiri agar lebih mandiri.
Proyek-proyek awal mula berdirinya kantor pribadi ini adalah proyek rumah tinggal baik hanya mendisain saja maupun menangani pembangunannya. Sebenarnya proyek rumah tinggal adalah dunia baru untuk saya, karena sewaktu bekerja di perusahaan terdahulu proyek-proyek yang ditangani selalu berskala besar dan bertingkat tinggi. Sentuhan pribadi sangat berperan dalan penanganan proyek Rumah Tinggal, dan komunikasi dengan pemilik menjadi lebih intens termasuk dihari-hari libur. Dengan berlajannya waktu rekan-rekan lama mulai muncul sehingga proyek-proyek perencanaan skala besarpun mulai dikerjakan kembali, tetapi proyek skala rumah tinggal baru atau renovasi tetap ditangani untuk menjaga keseimbangan dalam pengeloaannya.
Semakin keluar dari control orang lain ternyata membuat saya lebih terbuka dengan dunia luar, banyak hal baru yang didapat disana tidak hanya sekedar mendisain & membangun sebuah bangunan, tetapi peluang usaha lainpun mulai terlihat. Kehati-hatian tetap perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang berat dikemudian hari.
Pelajaran hidup yang diperoleh selama proses kemandirian ini adalah kepekaan Indra kita yang harus selalu TELITI, HATI-HATI, TERTIB, PERHATIAN, WASPADA selain jiwa kita harus tetap TENANG, SABAR, SADAR, NRIMO, PASRAH/IKHLAS dalam menghadapi masalah.
Pada kondisi seperti inilah usaha sendiri mulai dirintis dengan proyek skala kecil-kecil kemudian pada saatnya dipercaya pula oleh rekan lama saya untuk mendisain & memanage pembangunan sebuah rumah mewah. Ternyata proyek ini bukan dijalankan dengan mudah, karena saya belum mendapatkan partner yang cocok sementara klien yang saya hadapi sangat teliti, temperamental yang pada akhirnya saya terpaksa mundur dari proyek ini dengan harus mengganti kerugian sekitar 150 juta rupiah. Semua kejadian ini ternyata merupakan pelajaran dari Allah swt. agar saya lebih teliti menangani proyek dan dibantu oleh team yang benar-benar dapat dikontrol dengan baik dan bertanggung jawab. Pada saat yang bersamaan dengan Kuasa dan atas kehendakNya saya mendapat beberapa pekerjaan yang cukup baik nilainya, sehingga biaya ganti rugi yang harus ditanggung perlahan lahan dapat terbayarkan dengan cicilan. Pada masa ini pula saya memutuskan untuk secara resmi mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja sehingga dapat focus mengelola beberapa proyek yang sedang berjalan. Dimulai dengan kantor dirumah sampai kemudian berani menyewa sebuah rumah untuk kegiatan kantor sendiri agar lebih mandiri.
Proyek-proyek awal mula berdirinya kantor pribadi ini adalah proyek rumah tinggal baik hanya mendisain saja maupun menangani pembangunannya. Sebenarnya proyek rumah tinggal adalah dunia baru untuk saya, karena sewaktu bekerja di perusahaan terdahulu proyek-proyek yang ditangani selalu berskala besar dan bertingkat tinggi. Sentuhan pribadi sangat berperan dalan penanganan proyek Rumah Tinggal, dan komunikasi dengan pemilik menjadi lebih intens termasuk dihari-hari libur. Dengan berlajannya waktu rekan-rekan lama mulai muncul sehingga proyek-proyek perencanaan skala besarpun mulai dikerjakan kembali, tetapi proyek skala rumah tinggal baru atau renovasi tetap ditangani untuk menjaga keseimbangan dalam pengeloaannya.
Semakin keluar dari control orang lain ternyata membuat saya lebih terbuka dengan dunia luar, banyak hal baru yang didapat disana tidak hanya sekedar mendisain & membangun sebuah bangunan, tetapi peluang usaha lainpun mulai terlihat. Kehati-hatian tetap perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang berat dikemudian hari.
Pelajaran hidup yang diperoleh selama proses kemandirian ini adalah kepekaan Indra kita yang harus selalu TELITI, HATI-HATI, TERTIB, PERHATIAN, WASPADA selain jiwa kita harus tetap TENANG, SABAR, SADAR, NRIMO, PASRAH/IKHLAS dalam menghadapi masalah.